Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

ACDM ke-41: Penguatan Ketangguhan Bersama di Kawasan ASEAN

Dilihat 103 kali
ACDM ke-41: Penguatan Ketangguhan Bersama di Kawasan ASEAN

Foto : Pertemuan ACDM ke-41 di Bangkok (Direktorat Pengembangan Strategi Penanggulanga Bencana/Oktavi Andaresta)


BANGKOK- Penguatan ketangguhan ASEAN menjadi agenda bersama sebagai bentuk kerjasama, kolaborasi dan solidaritas antar negara di kawasan regional. Pertemuan ACDM ke-41 berupaya untuk membahas berbagai isu terkait penanggulangan bencana. 

Sebagai focal point ACDM Indonesia, BNPB hadir secara langsung di Bangkok untuk menyuarakan kepentingan nasional di kancah regional.

Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati menyampaikan bahwa pentingnya meneruskan semangat Bali Agenda for Resilience (BAR) yang merupakan outcome document dari Platform Global untuk Pengurangan Risiko Bencana (GPDRR) ke-7 yang diselenggarakan di Bali pada bulan Mei 2022.

“Bagi Indonesia, ini merupakan perhatian khusus untuk menyiapkan dan menindaklanjuti Bali Agenda for Resilience (BAR) serta visi resiliensi berkelanjutan dalam dokumen negara, kertas posisi dan pernyataan resmi pada forum internasional tersebut,” ujar Raditya yang juga bertindak sebagai Ketua Delegasi Indonesia pada ACDM. 

Raditya menambahkan, ini juga menjadi perhatian khusus untuk mengajak berbagai pihak, khususnya mitra non-pemerintah dalam pengarusutamaan Bali Agenda untuk Resiliensi dan resiliensi berkelanjutan dalam berbagai forum dalam negeri. 

Sementara itu, Raditya menggarisbawahi pernyataan Presiden Joko Widodo dalam pembukaan GPDRR ke-17. Presiden sendiri menawarkan kepada komunitas internasional mengenai konsep resiliensi berkelanjutan untuk menyikapi risiko. 

“Resiliensi berkelanjutan dapat dicapai dengan penguatan kesiapsiagaan budaya serta kelembagaan yang partisipatif responsive dan adaptif,” ujarnya. 

 Hal tersebut harus diinvestasikan oleh setiap negara dalam sains, teknologi dan inovasi, termasuk memastikan akses anggaran dan transfer teknologi.  

“Resiliensi berkelanjutan juga dapat dicapai dengan membangun insfrastruktur yang tangguh bencana dan perubahan iklim ,” tambahnya.

Resiliensi ini perlu komitmen bersama pada tingkat lokal, nasional dan global.

Pada hari terakhir, Delegasi Indonesia beserta perwakilan AMS lainnya berkesempatan untuk berkunjung dan mendengarkan langsung pembelajaran serta praktik-praktik baik kebijakan yang dilakukan Pemerintah Kota Pattaya, terutama mengenai upaya-upaya dalam menghadapi COVID-19 dan mengintegrasikan PRB dalam perencanaan pembangunan. 

Pada Kesempatan yang sama, Indonesia juga mengundang negara anggota ASEAN untuk berpartisipasi dalam ASEAN Regional Disaster Exercise (ARDEX) 2023 di Yogyakarta, serta Asia Disaster Management & Civil Protection Expo & Conference (ADEXCO) dan International Conference on “Global Forum for Sustainable Resilience” yang juga akan diadakan pada tahun 2023. 




Abdul Muhari, Ph.D. 

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB 


Penulis


BAGIKAN