Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Banjir dan Longsor di Kabupaten Kebumen Akibatkan 1 Orang Meninggal Dunia

Dilihat 196 kali
Banjir dan Longsor di Kabupaten Kebumen Akibatkan 1 Orang Meninggal Dunia

Foto : Kondisi sungai yang meluap akibat tanggul jebol di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Jumat (7/10). (BPBD Kabupaten Kebumen)


JAKARTA - Hujan intensitas tinggi dengan durasi yang lama memicu terjadinya banjir dan longsor yang terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah pada Jumat (7/10). Kondisi cuaca ekstrem itu menyebabkan 1 orang meninggal dunia akibat terseret arus banjir.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kebumen melaporkan daerah yang terdampak cuaca ekstrem adalah Kecamatan Sadang, Kecamatan Alian, Kecamatan Kebumen, Kecamatan Pejagon, Kecamatan Adimulyo, Kecamatan Sruweng, dan Kecamatan Prembun.

Sebanyak 313 KK atau 1.253 orang terdampak banjir, 130 jiwa diantaranya masih terisolir. 313 unit rumah, 1 tiang PLN roboh, dan 3 titik tanggul jebol yang mengakibatkan 1 hektar area persawahan terendam.

Ketinggian muka air terpantau antara 40 sentimeter hingga 1 meter.

Sebagai langkah penanganan darurat, BPBD Kabupaten Kebumen telah memasang Sandbag pada tanggul yang jebol untuk mengurangi debit air yang mengalir.

Sementara tanah longsor terjadi di Desa Wadasmalang, Kecamatan Karangsambung. Sebanyak 228 jiwa terdampak longsor, 2 KK di antaranya sempat mengungsi namun saat ini sudah kembali ke rumah masing-masing. Fenomena cuaca ekstrem juga mengakibatkan 57 unit rumah terdampak longsor.

Alat berat segera dimobilisasi guna melakukan penanganan dan pembersihan material pasca longsor di Desa tersebut.

BPBD Kabupaten Kebumen berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan desa terdampak untuk dilakukan pendataan dan penangan darurat. BPBD Kabupaten Kebumen telah mendirikan dapur umum di Kantor Palang Merah Indonesia (PMI) dan Pasar Wadasmalang. 130 nasi bungkus dari Dinas Sosial P3A telah didistribusikan kepada warga yang masih terisolir akibat banjir.

Badan Meteorologi, Kimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan informasi peringatan dini cuaca ekstrem terhitung mulai tanggal 09 sampai 15 Oktober 2022.

Adapun beberapa wilayah yang berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai dengan kilat dan angin kencang adalah Aceh, Sumatra Utara, Kepulauan Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Tengah.

Menanggapi potensi cuaca ekstrem di Indonesia, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, telah memberikan beberapa arahan kesiapsiagaan menghadapi dampak cuaca ekstrem.

Pemerintah daerah diminta untuk segera melakukan apel kesiapsiagaan untuk mengecek kesiapan alat, perangkat, dan personil dalam menghadapi cuaca ekstrem.

Selanjutnya, apabila diperlukan daerah diminta untuk menerbitkan status tanggap darurat untuk mempermudah koordinasi dan pemberian bantuan apabila terjadi bencana.

Masyarakat diminta untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan menghadapi potensi cuaca ekstrem. Bila terjadi hujan dengan intensitas tingga dengan durasi yang lama, masyarakat yang tinggal di daerah aliran sungai atau dataran rendah segera dapat melakukan evakuasi sementara ke tempat yang lebih aman sebelum banjir terjadi.

Sementara bagi warga yang berada di lereng bukit agar secara rutin mengecek kondisi tanah di sekitarnya. Selain itu masyarakat diimbau untuk mendapatkan informasi prakiraan cuaca dan penanggulangan bencana melalui instansi terkait seperti BMKG, BNPB, BPBD, TNI, Polri, Basarnas dan lintas instansi terkait lainnya.


Abdul Muhari, Ph.D.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Penulis


BAGIKAN