Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Banjir Dompu Merendam 518 Rumah di Dua Kecamatan Kini Sudah Surut

Dilihat 162 kali
Banjir Dompu Merendam 518 Rumah di Dua Kecamatan Kini Sudah Surut

Foto : Kondisi salah satu rumah warga yang terdampak banjir di Kabupaten Dompu, pada Kamis (11/11). (BPBD Kabupaten Dompu)


JAKARTA – Banjir yang merendam rumah warga di dua kecamatan, Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah surut. BPBD kabupaten Dompu mencatat Saat banjir terjadi sebanyak 518 rumah warga yang berada di Desa Wawonduru, Kelurahan Kandai Dua yang berada di Kecamatan Woja. Lebih lanjut Kelurahan Bada, Kelurahan Bali Satu, Kelurahan Karijawa di Kecamatan Dompu.  

BPBD Kabupaten Dompu melaporkan banjir terjadi sejak Kamis lalu (11/11) pukul 14.00 WITA dan kini surut terpantau surut pada Minggu pagi (14/8) pukul 04.00 WITA. Pascabanjir para warga bergotong royong untuk membersihkan tempat tinggal dari material lumpur dan sampah yang terbawa pada saat terjadi banjir. 

Banjir terjadi setelah hujan berdurasi panjang dan pendangkalan saluran air ini tidak mengakibatkan jatuhnya korban jiwa maupun luka-luka. Tinggi muka air pada saat terjadi banjir berkisar antara 20 hingga 30 sentimeter. Dalam upaya percepatan penanganan, BPBD Kabupaten Dompu mendistribusikan bantuan logistik berupa nasi bungkus, makanan siap saji dan paket kebersihan keluarga.

Dalam melakukan upaya mitigasi terhadap dampak fenomena La Nina yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia, Kepala BNPB Letjen TNI Ganip Warsito pada Selasa (9/11) menginstruksikan salah satunya dengan melakukan pembersihan air dan penanaman vegetasi. Pengembalian fungsi lahan sebagai daerah resapan air yang optimal juga dapat dilakukan secara termonitor.

Pembersihan Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat dilakukan mulai dari hulu untuk membersihkan sambah maupun material yang bisa menutupi aliran. Selain itu, pembersihan terhadap kedalaman sungai juga dilakukan secara periodik, guna mengantisipasi pendangkalan yang disebabkan sedimentasi. 



Abdul Muhari, Ph.D. 

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Penulis


BAGIKAN