Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Banjir Kabupaten Bojonegoro Surut Menjelang Petang Tadi

Dilihat 88 kali
Banjir Kabupaten Bojonegoro Surut Menjelang Petang Tadi

Foto : Banjir di Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, Sabtu (13/11). (BPBD Kabupaten Bojonegoro)


JAKARTA – Banjir yang menggenangi Desa Ngeper pada Sabtu malam (13/11) sudah surut pada Minggu petang (14/11), sekitar pukul 17.50 WIB. Banjir terjadi setelah hujan lebat mengguyur desa tersebut hingga mengakibatkan debit air sungai meluap.

Wilayah terdampak banjir tersebut berada di Desa Ngeper, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menginformasikan banjir berdampak pada 60 KK dan tidak ada laporan pengungsian akibat peristiwa ini. Di samping itu, BPBD mencatat ketinggian muka air berkisar 20 hingga 50 cm.

BPBD setempat merespons banjir ini dengan menurunkan tim reaksi cepat (TRC) untuk melakukan pemantauan dan pendataan. TRC bersiaga untuk mengantisipasi apabila ada warga yang harus dievakuasi. Pihaknya berkoordinasi dengan aparat kecamatan maupun desa terdampak untuk mendapatkan data warga terdampak. 

Kecamatan Padangan termasuk wilayah dengan potensi bahaya banjir pada kategori sedang hingga tinggi. Kajian inaRISK mencatat sebanyak 28 kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Bojonegoro dengan potensi bahaya tersebut. 

Meskipun banjir surut pada petang tadi, warga tetap waspada dan siap siaga terhadap potensi bahaya banjir susulan. Melihat prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan malam ini masih berpeluang hujan ringan, sedangkan pada esok hari wilayah Kecamatan Padangan masih berpeluang hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.

BNPB mengimbau pemerintah daerah bersama masyarakat tetap meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bahaya banjir, khususnya di tengah musim hujan yang saat ini dipengaruhi oleh fenomena La Nina. Kesiapsiagaan tidak hanya menghadapi bahaya hidrometeorologi basah tetapi juga, salah satunya, penguatan protokol kesehatan apabila ada proses evakuasi atau pun pengungsian warga.



Abdul Muhari, Ph.D. 

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Penulis


BAGIKAN