Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Banjir Kota Pangkal Pinang Belum Surut, Sebanyak 72 Rumah Warga Terendam

Dilihat 71 kali
Banjir Kota Pangkal Pinang Belum Surut, Sebanyak 72 Rumah Warga Terendam

Foto : Banjir melanda sejumlah wilayah di Kota Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kejadian ini terjadi setelah hujan lebat mengguyur wilayah Kota Pangkal Pinang pada Selasa (23/11) pukul 16.00 WIB. Kejadian ini melanda Kelurahan Tua Tunu di Kecamatan Gerungung dan menyebabkan 72 unit rumah di lokasi tersebut terdampak. (BPBD Kota Pangkal Pinang)


JAKARTA – Banjir melanda sejumlah wilayah di Kota Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kejadian ini terjadi setelah hujan lebat mengguyur wilayah Kota Pangkal Pinang pada Selasa (23/11) pukul 16.00 WIB. Kejadian ini melanda Kelurahan Tua Tunu di Kecamatan Gerungung dan menyebabkan 72 unit rumah di lokasi tersebut terdampak. 

Berdasarkan hasil assesemen sementara tim lapangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pangkal Pinang menyebutkan, genangan air di sejumlah lokasi masih belum surut. Pantauan visual, ketingian air berkisar antara 40 - 70 sentimeter. 

BPBD Kota Pangkal Pinang melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat guna melakukan update informasi terkini di lokasi secara berkala. Selain itu, pihaknya juga melakukan patroli ke titik rawan banjir dan genangan air. Evakuasi terhadap warga  terdampak juga dilakukan dengan dibantu tim gabungan yang terdiri dari BPBD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Unsur TNI-POLRI, Tagana Kota Pangkal Pinang, dan masyarakat.

Potensi fenomena La Nina yang telah dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) masih dapat terjadi hingga Februari 2022. BNPB menghimbau untuk seluruh perangkat daerah setempat dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. 

Peran serta masyarakat juga diminta aktif untuk melakukan mitigasi dan pembersihan wilayah alirah sungai dari hulu, hal ini bertujuan untuk mengantisipasi terbentuknya bendungan alami yang ada di wilayah hulu untuk mengurangi risiko terjadinya bahaya ancaman hidrometeorologi basah.



Abdul Muhari, Ph.D. 

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB 

Penulis


BAGIKAN