Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Belajar dari Klungkung, Semangat Puputan Jadi Kunci Upaya Penanggulangan Bencana

Dilihat 87 kali
Belajar dari Klungkung, Semangat Puputan Jadi Kunci Upaya Penanggulangan Bencana

Foto : Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto (dua dari kiri) dan rombongan tiba di Kertha Gosa, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali, Kamis (17/3). (Komunikasi Kebencanaan BNPB/Ranti Kartikaningrum)



KLUNGKUNG - Setiap daerah memiliki cara tersendiri dalam upaya pengurangan risiko bencana. Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengatakan bahwa masyarakat Klungkung memiliki semangat "puputan" yang menjadi kunci dalam menghadapi potensi bencana yang ada di wilayahnya.

"Kita sedang berada di tempat yang heroik yaitu puputan Klungkung, pada saat itu Raja Klungkung mengalami perang luar biasa melawan Belanda dan melakukan perang puputan. Spirit puputan inilah yang kami jadikan patokan untuk menangani berbagai bencana yang ada di Klungkung dan wilayah sekitarnya," ujar Nyoman di Kertha Gosa, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali, Kamis (17/3).

Nyoman turut menceritakan hal ini telah diimplementasikan pada saat bencana erupsi Gunung Agung pada 2017 silam.

"Contoh saat Gunung Agung meletus, kami secara bahu membahu tanpa ada komando dan perintah telah menyiapkan banjar dan membuat 120 posko serta menyiapkan anggaran untuk membantu warga terdampak," ungkap Nyoman.

"Ini menjadi salah satu kekuatan bagi masyarakat Klungkung dalam menanggulangi bencana," tambahnya.

Nyoman juga menjelaskan bahwa potensi bencana yang ada di wilayah Klungkung antara lain erupsi Gunung Agung dimana jalur lahar melalui daerahnya serta tsunami karena Klungkung dekat dengan laut.

Masyarakat Klungkung juga memiliki suatu gerakan dalam menghadapi potensi bencana lainnya, khususnya bencana non-alam, pandemi Covid-19 yang saat ini masih melanda Indonesia.

"Untuk menghadapi Covd-19, kami juga memiliki suatu semangat Gemasanti atau Gerakan Masyarakat Santun dan Inovatif yang menjadi senjata kami di Klungkung," tuturnya.

Hal ini dilakukan untuk memberikan pemahaman secara persuasif kepada masyarakat Klungkung tentang bahaya dan edukasi menghadapi pandemi Covid-19.

"Melalui gerakan ini, kita dapat memberikan pemahaman tanpa harus dipaksa sehingga masyarakat tidak hanya sekedar tahu, namun betul-betul memahami bahaya Covid-19," jelas Nyoman.

Pemerintah Kabupaten Klungkung turut berterima kasih kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) karena telah memilih Klungkung sebagai salah satu destinasi kepada para delegasi Platform Global untuk Pengurangan Risiko Bencana (Global Platform for Disaster Risk Reduction/GPDRR).

"Kami mengucapkan terima kasih kepada Kepala BNPB yang sudah menjadikan Klungkung sebagai lokasi kunjungan pada rangkaian kegiatan GPDRR," ungkap Nyoman.

Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto juga menjelaskan bahwa para delegasi GPDRR dapat melihat sejarah masa lalu dan keindahan dari Kabupaten Klungkung sebagai contoh kearifan lokal dalam upaya pengurangan risiko bencana.

"Kabupaten Klungkung, khususnya Kertha Gosa memiliki warisan budaya yang luar biasa sebagai salah satu sasaran destinasi bagi para delegasi untuk belajar dari sejarah masa lalu dan keindahan tempat ini," ujar Suharyanto.

Indonesia merupakan negara pertama di Asia yang dipilih sebagai tuan rumah penyelenggaraan GPDRR ke-7 pada 23 - 28 Mei 2022 mendatang, Suharyanto berharap para delegasi internasional dapat belajar dari berbagai kearifan lokal dalam upaya pengurangan risiko bencana di Indonesia.

"Indonesia dikenal sebagai laboratorium bencana karena sangat akrab dengan potensi bencana yang ada, sehingga banyak hal yang dapat dipelajari dari negara Indonesia dalam upaya pengurangan risiko bencana, khususnya melalui kearifan lokal," jelas Suharyanto.

Selain Kabupaten Klungkung, sebelumnya Suharyanto dan jajaran telah melalukan peninjauan lokasi destinasi lainnya bagi para delegasi GPDRR, yaitu Desa Wisata Penglipuran dimana masyarakat dan alam telah hidup harmonis dan memahami tahap-tahap penanggulangan bencana.

Adapun Kepala BNPB didampingi Deputi Bidang Sistem dan Strategi dan Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali turut mengunjungi Mertha Sari yang merupakan lokasi pengembangan ekosistem mangrove sebagai salah satu langkah mitigasi vegetasi. Mertha Sari menjadi salah satu alternatif dalam rencana kunjungan Presiden Republik Indonesia dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).



Abdul Muhari, Ph.D. 

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB 

Penulis


BAGIKAN