Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Gempabumi 5,2 SR Halmahera Utara Sebabkan 101 Rumah Rusak

Dilihat 125 kali
Gempabumi 5,2 SR Halmahera Utara Sebabkan 101 Rumah Rusak

Foto : Warga mengamati kondisi bangunan rumah yang mengalami kerusakan pascagempabumi 5,2 SR di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, Senin (18/4). (BPBD Kabupaten Halmahera Utara)

JAKARTA - Sebanyak 69 unit rumah rusak berat, 32 lainnya rusak ringan dan 1 tempat ibadah rusak berat setelah terjadi gempabumi berkekuatan 5,2 skala richter (SR) di Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, Senin (18/4) pukul 10.04 WIB.


Laporan visual dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Utara, menunjukkan beberapa bagian dinding rumah mengalami keretakan hingga runtuh dan jatuh ke tanah. Di samping itu, beberapa genting juga berjatuhan.


Peristiwa gempabumi dengan episentrum di 1.90 LU dan 127.82 BT pada kedalaman 10 kilometer itu telah berdampak pada 156 jiwa dari 34 KK. Gempabumi yang berlangsung selama 1-2 detik itu juga sempat menimbulkan kepanikan warga sehingga berhamburan keluar rumah.


Sementara itu, BPBD Kabupaten Halmahera Utara mencatat bahwa cakupan wilayah yang terdampak meliputi Desa Ngidiho dan Desa Dokulamo di Kecamatan Galela Barat, Desa Towara, Desa Baratu serta Desa Simau di Kecamatan Galela.


Hingga siaran pers ini diturunkan belum ada laporan mengenai jatuhnya korban jiwa. Sebagai upaya percepatan penanganan gempabumi itu, BPBD Kabupaten Halmahera Utara bersama lintas instansi terkait melakukan kaji cepat di lokasi kejadian. 


Berdasarkan indeks kajian risiko bencana InaRisk BNPB, wilayah Kabupaten Halmahera Utara memiliki tingkat risiko sedang hingga tinggi untuk potensi dampak gempabumi. Sedikitnya ada 198.400 jiwa yang tinggal di 17 wilayah kecamatan berisiko terdampak gempabumi.


Menghadapi adanya potensi bahaya gempabumi, BNPB mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan siaga. Perlu diketahui bahwa hingga saat ini belum ada teknologi yang mampu memprediksi waktu, lokasi dan kekuatan gempa yang akan terjadi. Korban luka maupun meninggal terjadi tidak disebabkan karena guncangan gempabumi tetapi oleh reruntuhan bangunan. Oleh karena itu, kenali potensi bahaya dan risiko di sekitar, khususnya kondisi rumah masing-masing.




Abdul Muhari, Ph.D. 

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB 

Penulis


BAGIKAN