KETERLIBATAN WVI DALAM PB BANJIR JAKARTA 2013
23 Okt 2013 12:31 WIB
Dilihat 411 kali
Foto : KETERLIBATAN WVI DALAM PB BANJIR JAKARTA 2013 ()
World Vision Indonesia (WVI) terlibat dalam upaya penanggulangan bencana banjir Jakarta yang terjadi pada Januari 2013 lalu. “Ada 5 dari 6 Area Development Program (ADP) atau Program Pengembangan Wilayah WVI di Jakarta ikut terkena dampak banjir, yaitu Jatinegara, Cawang, Penjaringan, Kebon Pala dan Cilincing, “kata Response Manager JFR WVI, Alfred Anakotta.
Hal ini diutarakannya dalam acara “Sinkronisasi dan Kajian Kebutuhan Penanganan Pengungsi Akibat Banjir DKI Jakarta 2013” pada 23 Oktober 2013 di Hotel Grand Cemara, Gondangdia, Jakarta Pusat. Acara pertemuan ini dihadiri lebih dari 25 orang yang berasal dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, ETT/PO Sinar Mas, World Vision Indonesia (WVI), Artha Graha Peduli (AGP), Sampoerna Rescue, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, United Nations Development Programme (UNDP), United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (UNOCHA), Forum Peduli Bencana Indonesia (FPBI), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU), dan praktisi penanggulangan bencana. Acara ini diselenggarakan oleh Direktorat Penanganan Pengungsi BNPB.
Menurut Alfred Anakotta, WVI merespon banjir Jakarta itu sebagai kantor nasional dengan target 9.482 KK (mendekati 47.410 jiwa). Untuk anak-anak mencapai 5.122, ini termasuk 4.574 Number of Registered Children (RCs). Sektor-sektor yang diintervensi oleh WVI adalah shelter/NFI, sanitasi (WASH), kesehatan, perlindungan anak, dan pendidikan.
Untuk NFI telah disampaikan kepada para pengungsi berupa selimut sebanyak 1530 lembar dan matras (alas tidur) sebanyak 715 lembar. Di bidang sanitasi berupa perangkat kesehatan anak-anak (children hygiene kit) sebanyak 5.122 paket dan air minum kemasan sebanyak 1008 botol ukuran 1.5 liter dan 12000 botol ukuran 600 ml. Untuk pembersihan dari material banjir dan sampah diberikan berupa perangkat kebersihan (cleaning tool kit) sebanyak 9482 dan perangkat shelter (shelter tool) sebanyak 510 buah kepada 13 RW (lebih dari 18.000 KK). Khusus perangkat pembersihan material sampah banjir itu diberikan kepada RW dan bukan kepada KK karena perangkat itu sebagai milik bersama dan digunakan untuk kepentingan bersama; bila ada banjir lagi maka perangkat tersebut dapat digunakan lagi.
Di bidang kesehatan berupa promosi higiene dan pemberian makan kepada bayi dan anak-anak balita pasca banjir melalui Posyandu, demonstrasi memasak, dan pemberian konsultasi makanan pelengkap dan air susu ibu. Di bidang perlindungan dan pendidikan berupa perangkat sekolah (school kit) sebanyak 3.551 paket, ruang ramah anak (child friendly space) dan mobil perpustakaan keliling.
Alfred Anakotta mengungkapkan, “Banjir Jakarta ini telah memberi dampak kepada 245.119 jiwa atau 100.274 KK dengan jumlah pengungsi mencapai 45.954 jiwa. Wilayah kecamatan terdampak banjir ada 35, sedangkan wilayah kelurahan ada 123. Korban jiwa meninggal akibat banjir ada 30 orang.”
Informasi mengenai WVI
World Vision Indonesia (WVI) adalah perwakilan/kantor nasional World Vision International untuk negara Indonesia. Kantor WVI berada di Gedung 33, Jl KH. Wahid Hasyim No 33, Jakarta 10310. Sejak tahun 1980, World Vision Indonesia menjalin kerjasama dengan Kementerian Sosial yang direpresentasikan dalam Memorandum of Understanding yang secara berkala diperbarui. Dalam implementasinya WVI secara khusus menggandeng Wahana Visi Indonesia (secara singkat disebut Wahana Visi).
WVI adalah organisasi kemanusiaan Kristen nasional yang bekerja untuk membawa perubahan berkelanjutan pada kehidupan anak, keluarga, dan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan. Wahana Visi adalah mitra khusus World Vision Indonesia dan dipercaya untuk mengimplementasikan hampir semua program bantuan WVI di Indonesia.
Nilai-nilai WVI adalah didasari oleh nilai-nilai Kristiani, mendedikasikan diri bekerja bersama masyarakat yang paling membutuhkan pendampingan. WVI melayani semua orang tanpa membedakan latar belakang agama, ras, suku, atau jender.
Kata kunci dalam program pelayanan yang dijalankan WVI bersama mitranya Wahana Visi di lapangan adalah transformasi kehidupan masyarakat agar meraih kemandirian dengan fokus pada pemenuhan hak dan kebutuhan anak-anak. Secara garis besar program pelayanan yang dilakukan adalah pengembangan transformasional, transformasi anak dan transformasi masyarakat.
Proyek-proyek pemberdayaan masyarakat jangka panjang yang dijalankan WVI bersama Wahana Visi sering disebut sebagai Area Development Program (ADP) atau Program Pengembangan Wilayah. Deskripsi pendekatan ADP antara lain:
1. ADP menggunakan pendekatan transformasi anak yang berfokus pada pengembangan masyarakat atau lingkungan geografi di sekitar tempat tinggal anak dalam jangka panjang untuk meningkatkan tumbuh kembang anak-anak perempuan dan laki-laki serta berusaha untuk mengurangi dan memerangi kemiskinan.
2. ADP bertujuan untuk memberdayakan dan membantu meningkatkan kemampuan masyarakat agar makin mandiri sehingga masyarakat mempunyai rasa memiliki terhadap proses pengembangan tersebut. Masyarakat menentukan apa yang harus mereka prioritaskan dalam pengembangan dan bersama-sama dengan World Vision dan Wahana Visi mewujudkan tujuan mereka.
3. ADP terintegrasi secara holistik dan terlibat dalam proyek-proyek kesehatan, pendidikan, agrikultur, air bersih, infrastruktur, pertanahan, kepemimpinan, kesetaraan jender dan pengolahan pendapatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
4. ADP berjalan dalam kurun waktu 10 sampai 15 tahun dan ditujukan untuk daerah yang paling miskin di suatu wilayah. Tujuan utama ADP adalah mewujudkan masyarakat yang mandiri, dimana masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dan kebutuhan anak-anaknya.
5. Pada tahun 2013 ini ada sekitar 50 ADP yang berada di delapan provinsi di Indonesia, antara lain:
a. Regio Sumatra: ADP Nias 1 dan ADP Nias 2.
b. Regio Jawa: ADP Cilincing, ADP Kebon Pala, ADP Susukan, ADP Cawang, ADP Jatinegara, ADP Penjaringan, ADP Surabaya 1 dan ADP Surabaya 2.
c. Regio Kalimantan: ADP Pontianak, ADP Urban Pontianak, ADP Singkawang, ADP Sambas, ADP Sekadau, ADP Landak.
d. Regio NTT: ADP Sumba Barat, ADP TTU, ADP Rote, ADP Sumba Timur 1, ADP Sumba Timur 2, ADP Alor, ADP Flores Timur, ADP Manggarai, ADP Sikka, ADP TTS.
e. Regio Sulawesi dan Maluku Utara: ADP Poso, ADP Ternate, ADP Halmahera Utara, ADP Parimo, ADP Touna, ADP Palu, ADP Sigi, ADP Donggala.
f. Regio Papua: ADP Eruwok, ADP Boven Digul, ADP Maro, ADP Port Numbay, ADP Keerom, ADP Karubaga, ADP Jayapura, ADP Sentani, ADP Lauk Nayak.
6. Untuk wilayah Jakarta, pelaksanaan ADP dilakukan di tingkat kelurahan. Program UCRDRR di Jakarta sudah selesai dan digantikan dengan program baru bernama Jakarta Flood DRR.
--- dp ---
Hal ini diutarakannya dalam acara “Sinkronisasi dan Kajian Kebutuhan Penanganan Pengungsi Akibat Banjir DKI Jakarta 2013” pada 23 Oktober 2013 di Hotel Grand Cemara, Gondangdia, Jakarta Pusat. Acara pertemuan ini dihadiri lebih dari 25 orang yang berasal dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, ETT/PO Sinar Mas, World Vision Indonesia (WVI), Artha Graha Peduli (AGP), Sampoerna Rescue, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, United Nations Development Programme (UNDP), United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (UNOCHA), Forum Peduli Bencana Indonesia (FPBI), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU), dan praktisi penanggulangan bencana. Acara ini diselenggarakan oleh Direktorat Penanganan Pengungsi BNPB.
Menurut Alfred Anakotta, WVI merespon banjir Jakarta itu sebagai kantor nasional dengan target 9.482 KK (mendekati 47.410 jiwa). Untuk anak-anak mencapai 5.122, ini termasuk 4.574 Number of Registered Children (RCs). Sektor-sektor yang diintervensi oleh WVI adalah shelter/NFI, sanitasi (WASH), kesehatan, perlindungan anak, dan pendidikan.
Untuk NFI telah disampaikan kepada para pengungsi berupa selimut sebanyak 1530 lembar dan matras (alas tidur) sebanyak 715 lembar. Di bidang sanitasi berupa perangkat kesehatan anak-anak (children hygiene kit) sebanyak 5.122 paket dan air minum kemasan sebanyak 1008 botol ukuran 1.5 liter dan 12000 botol ukuran 600 ml. Untuk pembersihan dari material banjir dan sampah diberikan berupa perangkat kebersihan (cleaning tool kit) sebanyak 9482 dan perangkat shelter (shelter tool) sebanyak 510 buah kepada 13 RW (lebih dari 18.000 KK). Khusus perangkat pembersihan material sampah banjir itu diberikan kepada RW dan bukan kepada KK karena perangkat itu sebagai milik bersama dan digunakan untuk kepentingan bersama; bila ada banjir lagi maka perangkat tersebut dapat digunakan lagi.
Di bidang kesehatan berupa promosi higiene dan pemberian makan kepada bayi dan anak-anak balita pasca banjir melalui Posyandu, demonstrasi memasak, dan pemberian konsultasi makanan pelengkap dan air susu ibu. Di bidang perlindungan dan pendidikan berupa perangkat sekolah (school kit) sebanyak 3.551 paket, ruang ramah anak (child friendly space) dan mobil perpustakaan keliling.
Alfred Anakotta mengungkapkan, “Banjir Jakarta ini telah memberi dampak kepada 245.119 jiwa atau 100.274 KK dengan jumlah pengungsi mencapai 45.954 jiwa. Wilayah kecamatan terdampak banjir ada 35, sedangkan wilayah kelurahan ada 123. Korban jiwa meninggal akibat banjir ada 30 orang.”
Informasi mengenai WVI
World Vision Indonesia (WVI) adalah perwakilan/kantor nasional World Vision International untuk negara Indonesia. Kantor WVI berada di Gedung 33, Jl KH. Wahid Hasyim No 33, Jakarta 10310. Sejak tahun 1980, World Vision Indonesia menjalin kerjasama dengan Kementerian Sosial yang direpresentasikan dalam Memorandum of Understanding yang secara berkala diperbarui. Dalam implementasinya WVI secara khusus menggandeng Wahana Visi Indonesia (secara singkat disebut Wahana Visi).
WVI adalah organisasi kemanusiaan Kristen nasional yang bekerja untuk membawa perubahan berkelanjutan pada kehidupan anak, keluarga, dan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan. Wahana Visi adalah mitra khusus World Vision Indonesia dan dipercaya untuk mengimplementasikan hampir semua program bantuan WVI di Indonesia.
Nilai-nilai WVI adalah didasari oleh nilai-nilai Kristiani, mendedikasikan diri bekerja bersama masyarakat yang paling membutuhkan pendampingan. WVI melayani semua orang tanpa membedakan latar belakang agama, ras, suku, atau jender.
Kata kunci dalam program pelayanan yang dijalankan WVI bersama mitranya Wahana Visi di lapangan adalah transformasi kehidupan masyarakat agar meraih kemandirian dengan fokus pada pemenuhan hak dan kebutuhan anak-anak. Secara garis besar program pelayanan yang dilakukan adalah pengembangan transformasional, transformasi anak dan transformasi masyarakat.
Proyek-proyek pemberdayaan masyarakat jangka panjang yang dijalankan WVI bersama Wahana Visi sering disebut sebagai Area Development Program (ADP) atau Program Pengembangan Wilayah. Deskripsi pendekatan ADP antara lain:
1. ADP menggunakan pendekatan transformasi anak yang berfokus pada pengembangan masyarakat atau lingkungan geografi di sekitar tempat tinggal anak dalam jangka panjang untuk meningkatkan tumbuh kembang anak-anak perempuan dan laki-laki serta berusaha untuk mengurangi dan memerangi kemiskinan.
2. ADP bertujuan untuk memberdayakan dan membantu meningkatkan kemampuan masyarakat agar makin mandiri sehingga masyarakat mempunyai rasa memiliki terhadap proses pengembangan tersebut. Masyarakat menentukan apa yang harus mereka prioritaskan dalam pengembangan dan bersama-sama dengan World Vision dan Wahana Visi mewujudkan tujuan mereka.
3. ADP terintegrasi secara holistik dan terlibat dalam proyek-proyek kesehatan, pendidikan, agrikultur, air bersih, infrastruktur, pertanahan, kepemimpinan, kesetaraan jender dan pengolahan pendapatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
4. ADP berjalan dalam kurun waktu 10 sampai 15 tahun dan ditujukan untuk daerah yang paling miskin di suatu wilayah. Tujuan utama ADP adalah mewujudkan masyarakat yang mandiri, dimana masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dan kebutuhan anak-anaknya.
5. Pada tahun 2013 ini ada sekitar 50 ADP yang berada di delapan provinsi di Indonesia, antara lain:
a. Regio Sumatra: ADP Nias 1 dan ADP Nias 2.
b. Regio Jawa: ADP Cilincing, ADP Kebon Pala, ADP Susukan, ADP Cawang, ADP Jatinegara, ADP Penjaringan, ADP Surabaya 1 dan ADP Surabaya 2.
c. Regio Kalimantan: ADP Pontianak, ADP Urban Pontianak, ADP Singkawang, ADP Sambas, ADP Sekadau, ADP Landak.
d. Regio NTT: ADP Sumba Barat, ADP TTU, ADP Rote, ADP Sumba Timur 1, ADP Sumba Timur 2, ADP Alor, ADP Flores Timur, ADP Manggarai, ADP Sikka, ADP TTS.
e. Regio Sulawesi dan Maluku Utara: ADP Poso, ADP Ternate, ADP Halmahera Utara, ADP Parimo, ADP Touna, ADP Palu, ADP Sigi, ADP Donggala.
f. Regio Papua: ADP Eruwok, ADP Boven Digul, ADP Maro, ADP Port Numbay, ADP Keerom, ADP Karubaga, ADP Jayapura, ADP Sentani, ADP Lauk Nayak.
6. Untuk wilayah Jakarta, pelaksanaan ADP dilakukan di tingkat kelurahan. Program UCRDRR di Jakarta sudah selesai dan digantikan dengan program baru bernama Jakarta Flood DRR.
--- dp ---
Penulis