Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Kisah Relawan Cianjur yang juga Sebagai Penyintas Gempa

Dilihat 196 kali
Kisah Relawan Cianjur yang juga Sebagai Penyintas Gempa

Foto : Memasuki hari kedelapan, sejumlah relawan yang juga sebagai penyintas gempa, tetap bersemangat membantu warga terdampak gempa Cianjur, Selasa (29/11). (Komunikasi Kebencanaan / Muhammad Arfari Dwiatmodjo)


CIANJUR - Bencana gempa dengan magnitudo 5,6 yang melanda Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11), menyebabkan puluhan ribu unit rumah rusak dan tercatat lebih dari seratus orang mengungsi baik yang ada di pengungsian terpusat maupun mengungsi mandiri. 

Di antara warga yang mengungsi, terdapat sebagian warga yang turut tergugah menjadi relawan untuk membantu sesama warga Cianjur yang alami kesulitan. 

Salah satunya Febby, seorang mahasiswi yang tinggal di Desa Sukaratu Kecamatan Gekbrong. Dirinya dan keluarga merupakan salah satu korban terdampak. 

"Rumah saya ambruk karena gempa, alhamdulillah keluarga selamat semua," ucap Feby di Gudang Bale Rancage Cianjur, Jawa Barat, Selasa (29/11). 

Dirinya mengaku, langsung mendirikan tenda darurat di sekitar rumahnya sebagai tempat untuk mengungsi. 

"Hingga hari ini kami mengungsi di tenda yang kami bangun sendiri bersama tetangga lainnya sekitar 40 orang," jelasnya. 

"Untuk kebutuhan sehari-hari, kami mendapat bantuan dari berbagai pihak," imbuh Febby. 

Melihat besarnya dampak yang diakibatkan oleh gempa kali ini, dirinya bersama warga terdampak lainnya berinisiatif menjadi relawan untuk terlibat dalam penanganan bencana. 

"Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain, sehingga saya berkeinginan menjadi relawan," ujar Febby 

"Papah saya juga seorang Babinkamtibmas, jadi kami sama - sama turut membantu masyarakat, meski keluarga kami terkena dampak" lanjutnya. 

Sementara itu Bunda Euis warga Desa Sayang Kecamatan Cianjur yang keluarganya terdampak, melakukan hal serupa. 

"Meskipun kami juga penyintas, kami dengan senang hati membantu warga terdampak," kata Bunda Euis. 

"Kami sebagai sesama warga Cianjur, melihat warga kita mengalami kesusahan, tentu tergugah untuk membantu," tambahnya. 

Dirinya menjelaskan, masih banyak relawan yang juga sebagai penyintas yang turut melakukan penanganan darurat ini. 

"Di gudang ini setidaknya ada tujuh orang yang seperti kami, begitupun di tempat lainnya masih ada," tutup Bunda Euis. 

Keduanya bertugas sejak hari Selasa (22/11) hingga Selasa (20/12) di Gudang Logistik Bale Rancage, untuk mengatur alur keluar masuk barang dan mendistribusikan bantuan baik dari pemerintah, dunia usaha dan masyarakat kepada warga yang membutuhkan. 


BNPB Apresiasi Relawan Yang Terlibat Penanganan Gempa Cianjur 


Pada kesempatan berbeda, Direktur Kesiapsiagaan BNPB Pangarso Suryotomo selaku yang membidangi relawan, menjelaskan hadirnya relawan dari Cianjur maupun luar Cianjur sangat membantu dalam penanganan bencana. 

"BNPB mendata hingga kini sudah terdata sekitar 10 ribu relawan yang telah berkontribusi dalam penanganan Cianjur. Setiap harinya yang bergerak sekitar 4 ribuan dengan berbagai klaster sesuai kemampuan relawan masing-masing," kata Pangarso di Pendopo Bupati Cianjur. 

Dirinya berujar, antar relawan yang baru datang agar berkolaborasi baik dengan relawan maupun personil lain, agar penanganan bencana berjalan baik. 

"Relawan lokal sebagai penghubung dengan relawan luar Cianjur. Relawan luar belum tentu paham lokasi dan adat kebiasaan setempat, sehingga mengurangi kesalahpahaman dengan warga lokal," ujarnya. 

Sebagai penutup, Pangarso berharap kepada para relawan, selain membantu penanganan bencana juga harus menjadi relawan anti hoaks. 

"Relawan yang hadir di Cianjur adalah relawan penanggulangan bencana yang hebat, sekaligus sebagai agen anti hoaks, jangan sampai relawan ikut menyebarkan hoaks," pungkasnya. 




Abdul Muhari, Ph.D.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB 

Penulis


BAGIKAN