Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

KUNJUNGAN ASEAN DAN JICA KE BNPB

Dilihat 382 kali
KUNJUNGAN ASEAN DAN JICA KE BNPB

Foto : KUNJUNGAN ASEAN DAN JICA KE BNPB ()

Negara yang tergabung dengan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dan Japan International Cooperation Agency (JICA) sebanyak 26 orang berkunjung ke kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jl. Ir.H. Juanda No. 36, Jakarta Pusat (13/9).


Tujuan dari kedatangan tersebut adalah untuk mempelajari sistem penanganan bencana yang dilakukan BNPB. Kunjungan tersebut diterima oleh Kepala Bidang Data, Dr. Agus Wibowo. Dalam pertemuan tersebut, salah seorang peserta kunjungan, Dr. Baba Hitoshi dari JICA, menuturkan, “sangat tertarik dengan sistem penanganan bencana yang ada di Indonesia. Ke depan kita harus sering bertukar informasi terkait dalam penanggulangan bencana.”

Agus kemudian memaparkan tentang Emergency Operation Center (Pusdalops BNPB).  Agus menuturkan, “menyikapi kebencanaan yang frekuensinya terus meningkat setiap tahun, pemikiran terhadap penanggulangan bencana harus dipahami dan diimplementasikan oleh semua pihak, kejadian bencana memerlukan penanganan yang menyeluruh”.

Informasi dan pengetahuan yang benar mengenai bencana alam dan langkah – langkah penyelamatannya sangat diperlukan masyarakat. Hal ini berfungsi untuk menyelamatkan diri dan mengurangi kerugian yang ada akibat bencana. Kejadian bencana bisa datang tanpa diduga – duga sebelumnya. Untuk mencegah dampak buruk kerugian yang lebih besar, perlu mengetahui secara dini gejala terjadinya bencana.

Tahap awal diperlukan peringatan dini untuk menghadapi bencana yang datang sewaktu – waktu. Sebagai contoh sistem peringatan dini tsunami,  yaitu jaringan komunikasi dalam memberikan peringatan dini  adanya bahaya tsunami kepada masyarakat diwilayah yang terancam bahaya. Misalnya informasi tentang surutnya air laut secara tiba – tiba sebagai tanda awal tsunami. Penyuluhan dan penyebarluasan informasi dapat juga melalui desa, kelurahan atau melalui media cetak maupun media elektronik. Dibuatkan pemetaan daerah rawan bencana agar informasi visual tentang tingkat kerawanan bencana alam geologi di suatu wilayah, sebagai masukan kepada masyarakat dan atau pemerintah kabupaten/kota dan provinsi sebagai data dasar untuk melakukan pembangunan wilayah agar terhindar dari bencana. Semakin cepat informasi yang diterima masyarakat, maka semakin cepat pula proses evakuasi dapat di lakukan”.

Penulis


BAGIKAN