MASIH ADA 154 HOTSPOT DI RIAU
24 Jun 2013 11:45 WIB
Dilihat 377 kali
Foto : MASIH ADA 154 HOTSPOT DI RIAU ()
Berdasarkan pantauan satelit NOAA18 titik api (hotspot) di Riau terdapat
154 titik pada Minggu (23/6). 154 hotspot ini tersebar di Kab Rokan
Hilir (40 titik), Kab Pelalawan (35 titik), Kab Siak (18 titik), Kab
Bengkalis (14 titik), Kab Kampar (12 titik), dan 12 titik di TN Tesso
Nilo Riau. Pantauan hotspot tidak dapat dilakukan secara realtime, namun
merupakan hasil analisis pada tiap pagi dan sore hari yang kemudian
diumumkan pada pukul 18.00 Wib.
Banyaknya hotspot fluktuatif. Jika pada 18/6 terdapat 148 titik, maka 19/6 ada 141 titik, 20/6 ada 40 titik, 21/6 ada 13 titik, dan 22/6 ada 92 titik.
Luas lahan gambut di Riau sekitar 3,9 juta hektar yang telah banyak beralih fungsi menjadi perkebunan. Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan, seperti serasah, pepohonan, semak, dll. Api kemudian menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (ground fire). Membakar bahan organik melalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar/pohon yang bagian atasnya terbakar. Dalam perkembangannya, api menjalar secara vertikal dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang tampak di atas permukaan. Bara api berada di bawah permukaan hingga ada yang dalamnya 10 meter dari permukaan. Tergantung tebalnya lapisan gambut. Mengingat peristiwa kebakaran terjadinya di dalam tanah dan hanya asapnya saja yang muncul ke permukaan, maka kegiatan pemadaman seringkali mengalami banyak kesulitan. Terlebih lagi akses menuju titik api sulit dijangkau. Jadi bukan suatu hal yang mudah memadamkan titik api kebakaran lahan gambut di Riau.
Sutopo Purwo Nugroho
Banyaknya hotspot fluktuatif. Jika pada 18/6 terdapat 148 titik, maka 19/6 ada 141 titik, 20/6 ada 40 titik, 21/6 ada 13 titik, dan 22/6 ada 92 titik.
Luas lahan gambut di Riau sekitar 3,9 juta hektar yang telah banyak beralih fungsi menjadi perkebunan. Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan, seperti serasah, pepohonan, semak, dll. Api kemudian menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (ground fire). Membakar bahan organik melalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar/pohon yang bagian atasnya terbakar. Dalam perkembangannya, api menjalar secara vertikal dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang tampak di atas permukaan. Bara api berada di bawah permukaan hingga ada yang dalamnya 10 meter dari permukaan. Tergantung tebalnya lapisan gambut. Mengingat peristiwa kebakaran terjadinya di dalam tanah dan hanya asapnya saja yang muncul ke permukaan, maka kegiatan pemadaman seringkali mengalami banyak kesulitan. Terlebih lagi akses menuju titik api sulit dijangkau. Jadi bukan suatu hal yang mudah memadamkan titik api kebakaran lahan gambut di Riau.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Penulis